Oleh : Ridho Satya Amanda (Udrus Sunnah)
Berikut
beberapa ayat-ayat Al-Qur-an yang sungguh rugi sekali bila kita tidak
menghafalkannya dan mengamalkannya sesuai sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam.
Surat Al-Fatihah
Surat ini merupakan Ummu Al-Qur-an (induk Al-Qur-an)1).
Surat ini harus dihafal oleh setiap muslim karena selalu dibaca dalam
setiap shalat. Surat ini dipandang agung, bahkan Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam pernah bersabda:
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak sah shalat seseorang jika tidak membaca Al-Fatihah” (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394)
Surat Al-Baqarah
Surat ini merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur-an
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah
kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya setan
itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim no 780)
Dalam potongan hadits lain disebutkan
اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ ...
...“Bacalah
surah Al-Baqarah, karena membacanya adalah berkah dan tidak membacanya
adalah penyesalan. Dan para penyihir tidak akan dapat membacanya.” (HR. Muslim no 804)
Surat Al-Baqarah : 255 (Ayat Kursi)
Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan2)
bahwa ayat yang mulia ini merupakan ayat Al-Qur-an yang paling agung,
paling utama, dan paling mulia. Hal ini karena ayat ini mengandung
penjelasan perkara-perkara yang agung dan sifat-sifat Allah yang mulia.
عَنْ
أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ
أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ
آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ { اللَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } قَالَ فَضَرَبَ فِي صَدْرِي
وَقَالَ وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ
Dari Ubay bin Ka’ab radiyallahu`anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hai Abu Mundzir! tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al-Qur-an yang ada padamu yang paling utama?” Abu Mundzir berkata: saya menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau bertanya lagi: “Hai Abu Mundzir, tahukah kamu, ayat manakah di antara ayat-ayat Al-Qur-an yang ada padamu yang paling utama?” Abu Mundzir berkata: Saya menjawab, “Allahu laa ilaaha illaa huwal Hayyul Qayyum” Abu Mundzir berkata: lalu Beliau menepuk dadaku seraya bersabda: “Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir”(HR. Muslim no 810)
Disunnahkan membaca ayat kursi pada pagi & sore3), sebelum tidur4), dan setelah shalat fardhu5)
Surat Al-Baqarah : 285-286
Disunnahkan membaca dua ayat ini di malam hari sebelum tidur.
Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Barangsiapa yang membaca dua ayat ini, yakni akhir surat Al-Baqarah di suatu malam, maka keduanya telah mencukupinya.” (HR. Al-Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 1341)
Surat Ali ‘Imran
Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ
فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ
أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ
صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا
“Bacalah
Al-Qur-an, karena ia akan datang memberi syafa’at kepada para
pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Az-Zahrawain, yakni
Al-Baqarah dan surah Ali ‘Imran, karena keduanya akan datang pada hari
kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi pembacanya, atau seperti
dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela
pembacanya. ....” (HR. Muslim no. 804)
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
يُؤْتَى
يَوْمَ الْقِيامَةِ بِالْقُرْآنِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كانُوا
يَعْمَلُوْنَ بِهِ فِي الدُّنْيا تَقَدَّمَهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ
عِمْرانَ تَحاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
“Pada
hari kiamat akan didatangkan Al-Qur-an bersama mereka yang
mengamalkannya di dunia. Yang terdepan adalah surah Al-Baqarah dan Ali
‘Imran, keduanya akan membela mereka yang mengamalkannya.” (HR. Muslim no. 805)
Surat Ali ‘Imran : 190-200
Disunnahkan membaca ayat ini pada saat bangun tidur6)
Surat Al-Kahfi
Disunnahkan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at.
عَنْ
أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ
النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka Allah akan menyinarinya dengan cahaya di antara dua Jum’at.”
{HR Al-Hakim (II/399) dan Al-Baihaqi (III/249), dinyatakan shahih oleh
Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6470 dan Shahih At-Targhib wa
At-Tarhib (I/180)}
Surat ini juga akan meneranginya pada hari kiamat kelak.
عن
أبي سعيد الخدري رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
من قرأ سورة الكهف كما أنزلت ، كانت له نورا يوم القيامة من مقامه إلى مكة ،
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana diturunkannya, maka
surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari Kiamat dari tempat
tinggalnya hingga ke Mekkah, ...7)
Surat Al-Kahfi : 10 ayat pertama atau 10 ayat terakhir
Ayat-ayat ini berfungsi sebagai penjaga manusia dari fitnah Dajjal.
Dalam lanjutan hadits diatas, dinyatakan bahwa
ومن قرأ عشر آيات من آخرها ثم خرج الدجال لم يسلط عليه
Dan
barangsiapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi lalu
Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya.8)
عَنْ
أَبِى الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « مَنْ
حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ
الدَّجَّالِ » وفي رواية ـ من آخر سورة الكهف ـ
Dari Abu Darda’ radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa
yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, niscaya dia
akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal. Dan di dalam riwayat lain
disebutkan: “(sepuluh ayat terakhir) dari surat Al-Kahfi.9)
Surat As-Sajdah
Dari Jabir radhiyallahu’anhu, “Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam tidak tidur sebelum membaca Alif laam mim
Tanzil (surat As-Sajadah) dan Tabaarakalladzi biyadihil-mulk (surat
Al-Mulk)“ (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)10)
Surat Al-Mulk
Surat ini terletak di permulaan juz 29.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ
سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ
لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ، وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Ada
suatu surat dari Al-Qur-an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat
memberi syafa'at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu:
"Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk)". Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga”.11)
Surat Al-Ikhlash
Surat ini merupakan favorit hampir semua kaum muslimin karena pendeknya, namun sedikit sekali yang mampu mentadabburi maknanya.
Surat Al-Ikhlash sebanding dengan 1/3 Al-Qur-an.
Dari
Abu Sa’id Al Khudri bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang yang
membaca surat: “Qul Huwallahu Ahad” dan orang itu selalu
mengulang-ngulangnya. Di pagi harinya, maka laki-laki itu pun segera
menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengadukan mengenai
seseorang yang ia dengar semalam membaca surat yang sepertinya ia
menganggap sangat sedikit. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
pun bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآن
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat itu benar-benar menyamai sepertiga Al Qur-an.” (HR. Bukhari no. 4627)
Surat Al-Ikhlash, Surat Al-Falaq, dan An-Nas (Al-Mu’awwidzat)
Ketiga
surat ini disebut dengan Al-Mu’awwidzat. Sedangkan jika ingin menyebut
surat Al-Falaq dan An-Nas saja, maka disebut dengan Al-Mu’awwidzatain.
Keutamaan Al-Mu’awwidzatain tertuang dalam hadits berikut.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:
أَلَمْ
تَر آيَاتٍ أُنْزِلَتْ هَذِهِ اللَّيْلَةَ لَمْ يُرَ مِثلُهُن قَطُّ ؟
قُلْ أَعُوذُ برَبِّ الفَلَقِ ، وَقُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
“Tidakkah
kamu mengetahui bahwa pada malam ini telah diturunkan beberapa ayat
yang tidak pernah sama sekali dilihat ada yang semisalnya; Qul A’uudzu
bi rabbil falaq dan Qul A’uudzu bi Rabbinnaas.” (HR. Muslim no.814)
Al- Mu’awwidzat disunnahkan untuk dibaca di beberapa waktu. Seperti di pagi & sore hari masing-masing 3x12), sebelum tidur juga masing-masing 3x13), dzikir setelah shalat fardhu14), dan ketika meruqyah15)
Semoga
sajian ini bermanfaat dan dimudahkan bagi kita untuk menghafalnya dan
mengamalkannya berdasarkan hadits-hadits yang shahih berasal dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tulisan ini banyak mengambil manfaat dari:
· Hishnul Muslim karya Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani
· Sifat Shalat Nabi karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani
· almanhaj.or.id
· darussalaf.or.id
· muslim.or.id
· al-atsariyyah.com
· rumaysho.com
· abufawaz.wordpress.com
· qurandansunnah.wordpress.com
Catatan kaki:
1. HR. Bukhari no 4427
2. Tafsir Karimir Rahman, Syaikh As-Sa’di, Tafsir Al-Baqarah 255.
3. HR. Al-Hakim (I/562). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (I/273), dinisbatkan kepada An-Nasa’i dan Ath-Thabrani. Beliau berkata: “Sanad Ath-Thabrani bagus”
4. HR. Bukhari dalam Fathul Bari (IV/487)
5. HR. Thabrani no 7532, dinyatakan shahih oleh Al-Albani
6. HR. Bukhari dalam Fathul Bari (VIII/237 dan Muslim (I/530)
7. HR. Nasa’i no.81 dan 952, Thabrani no.1455, dan Al-Hakim I/752, dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2651
8. Idem
9. HR. Muslim no. 809, Ahmad (V/196), Ibnu Hibban (III/366), Al-Hakim (II/399), dan Al-Baihaqi (V/453). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.582)
10. Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan bahwa hadits ini ghorib dan ada dua ‘illah (cacat), yaitu Abu Az-Zubair, (seorang perowi mudallis) yang meriwayatkan dengan mu’an’an dan dha’ifnya Al-Laits. (Nataij Al-Afkar, 3/265). Musthofa Al-‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini terdapat ‘illah (cacat). Laits bin Abu Sulaim adalah seorang perowi yang dha’if karena seringnya ia keliru. Juga Abu Az-Zubair dinilai sebagai seorang perowi mudallis. Sedangkan di sini ia tidak gunakan lafazh mendengar, namun menggunakan lafazh ‘an (=dari), maka sanad hadits tersebut dha’if. (Lihat At-Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64). Namun Syaikh Al-Albani memasukkannya ke dalam kitab shahihnya, lihat Shahih Al-Jami’ (IV/255). Dan Al-Qahthani memasukkannya juga dalam hishnul muslimnya. Karena keterbatasan penulis, penulis belum menemukan alasan Al-Albani mengkategorikannya sebagai hadits yang kuat dan apakah alasan tersebut cukup untuk membantah ulama yang mendhaifkan hadits tersebut.
11. HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, Ahmad 2/299, dan Al-Hakim no. 2075 dan 3838, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh Tirmidzi dan Al-Albani.
12. HR. Abu Dawud no. 5082 dan Nasai no. 5428. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani.
13. HR. Bukhari no. 5017
14. HR. Nasai no. 1336 dan Abu Dawud no. 1523. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani
15. HR. Bukhari no. 5748
1. HR. Bukhari no 4427
2. Tafsir Karimir Rahman, Syaikh As-Sa’di, Tafsir Al-Baqarah 255.
3. HR. Al-Hakim (I/562). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib (I/273), dinisbatkan kepada An-Nasa’i dan Ath-Thabrani. Beliau berkata: “Sanad Ath-Thabrani bagus”
4. HR. Bukhari dalam Fathul Bari (IV/487)
5. HR. Thabrani no 7532, dinyatakan shahih oleh Al-Albani
6. HR. Bukhari dalam Fathul Bari (VIII/237 dan Muslim (I/530)
7. HR. Nasa’i no.81 dan 952, Thabrani no.1455, dan Al-Hakim I/752, dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.2651
8. Idem
9. HR. Muslim no. 809, Ahmad (V/196), Ibnu Hibban (III/366), Al-Hakim (II/399), dan Al-Baihaqi (V/453). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no.582)
10. Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan bahwa hadits ini ghorib dan ada dua ‘illah (cacat), yaitu Abu Az-Zubair, (seorang perowi mudallis) yang meriwayatkan dengan mu’an’an dan dha’ifnya Al-Laits. (Nataij Al-Afkar, 3/265). Musthofa Al-‘Adawi mengatakan bahwa hadits ini terdapat ‘illah (cacat). Laits bin Abu Sulaim adalah seorang perowi yang dha’if karena seringnya ia keliru. Juga Abu Az-Zubair dinilai sebagai seorang perowi mudallis. Sedangkan di sini ia tidak gunakan lafazh mendengar, namun menggunakan lafazh ‘an (=dari), maka sanad hadits tersebut dha’if. (Lihat At-Tashil li Ta’wilit Tanzil Juz-u Tabarok, hal. 64). Namun Syaikh Al-Albani memasukkannya ke dalam kitab shahihnya, lihat Shahih Al-Jami’ (IV/255). Dan Al-Qahthani memasukkannya juga dalam hishnul muslimnya. Karena keterbatasan penulis, penulis belum menemukan alasan Al-Albani mengkategorikannya sebagai hadits yang kuat dan apakah alasan tersebut cukup untuk membantah ulama yang mendhaifkan hadits tersebut.
11. HR. Tirmidzi no. 2891, Abu Daud no. 1400, Ibnu Majah no. 3786, Ahmad 2/299, dan Al-Hakim no. 2075 dan 3838, dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh Tirmidzi dan Al-Albani.
12. HR. Abu Dawud no. 5082 dan Nasai no. 5428. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani.
13. HR. Bukhari no. 5017
14. HR. Nasai no. 1336 dan Abu Dawud no. 1523. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani
15. HR. Bukhari no. 5748
Sumber : udrussunnah
No comments:
Post a Comment