Kemarin saya nonton acara trans tv “Peppy The Xplorer” yang ditayangkan
jam setengah dua. Acara itu sangat lucu bagi saya. Banyak memberikan
saran-saran konyol. Bahkan terkadang saya tertawa terbahak-bahak karena
ulah Peppy ini. Namun pada acara kemarin saya menjadi kagum dengan Peppy
saat dia bilang
“Kejujuran adalah mata uang yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun,”
Menurut saya perkataan Peppy ini adalah benar. Apabila kita menjunjung tinggi kejujuran, kita bisa mendapatkan hampir semua yang kita inginkan. Contoh kasus di bawah ini :
Misal anda ditanyakan,
“Sudah makan?”
“Sudah” (Padahal belum makan) (Kebohongan 1)
“Makan apa?”
“Nasi goreng” (Kebohongan 2)
“Di mana?”
“Di sana” (Kebohongan 3)
“Sama siapa”
“Sama dia” (Kebohongan 4)
“Kata dia enggak?”
“Dia lupa” (kebohongan 5)
Dari kasus di atas dapat kita lihat sebuah kebohongan kecil yang sebetulnya tidak terlalu fatal memiliki akibat yang berekor-ekor. Artinya kita harus menutup suatu kebohongan dengan kebohongan lain, dan kebohongan itu harus kita tutup lagi dengan kebohongan lain lagi. Kebohongan kecil akan berakibat besar. Jadi jangan berbohong.
Coba bila kasus di atas kita ubah menjadi seperti di bawah ini :
Misal anda ditanyakan,
“Sudah makan?”
“Belum”
“Ayo makan bareng kami”
Lebih baik bukan? Kejujuran akan berbuah manis. Memang kadang-kadang kita menganggap bila kita tidak berbohong saat itu, akan sangat berbahaya untuk masa depan kita. Pendapat ini adalah salah. Semua kejujuran berakhir dengan manis. Saya tekankan berakhir dengan manis. Jadi bila kita jujur dan berakibat kita dimusuhi oleh rekan kerja, itu hanyalah kesengsaraan sementara. Lihatlah akhirnya. Maka kita akan sadar kejujuran itu berbuah manis.
Sumber
“Kejujuran adalah mata uang yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun,”
Menurut saya perkataan Peppy ini adalah benar. Apabila kita menjunjung tinggi kejujuran, kita bisa mendapatkan hampir semua yang kita inginkan. Contoh kasus di bawah ini :
Misal anda ditanyakan,
“Sudah makan?”
“Sudah” (Padahal belum makan) (Kebohongan 1)
“Makan apa?”
“Nasi goreng” (Kebohongan 2)
“Di mana?”
“Di sana” (Kebohongan 3)
“Sama siapa”
“Sama dia” (Kebohongan 4)
“Kata dia enggak?”
“Dia lupa” (kebohongan 5)
Dari kasus di atas dapat kita lihat sebuah kebohongan kecil yang sebetulnya tidak terlalu fatal memiliki akibat yang berekor-ekor. Artinya kita harus menutup suatu kebohongan dengan kebohongan lain, dan kebohongan itu harus kita tutup lagi dengan kebohongan lain lagi. Kebohongan kecil akan berakibat besar. Jadi jangan berbohong.
Coba bila kasus di atas kita ubah menjadi seperti di bawah ini :
Misal anda ditanyakan,
“Sudah makan?”
“Belum”
“Ayo makan bareng kami”
Lebih baik bukan? Kejujuran akan berbuah manis. Memang kadang-kadang kita menganggap bila kita tidak berbohong saat itu, akan sangat berbahaya untuk masa depan kita. Pendapat ini adalah salah. Semua kejujuran berakhir dengan manis. Saya tekankan berakhir dengan manis. Jadi bila kita jujur dan berakibat kita dimusuhi oleh rekan kerja, itu hanyalah kesengsaraan sementara. Lihatlah akhirnya. Maka kita akan sadar kejujuran itu berbuah manis.
Sumber
No comments:
Post a Comment