Jakarta -
Preschool menjadi tahap awal si kecil mengenal dunia pendidikan
secara formal. Tidak mudah baginya beradaptasi dengan lingkungan baru
tanpa adanya Anda di samping mereka. Maka dari itu, sang buah hati
butuh bantuan Anda menyesuaikan diri ketika baru masuk pra-sekolah.
Kalau Anda cukup kesulitan menanganinya, lima langkah ini bisa
diterapkan sesuai saran dari para ahli.
1. Ajarkan Anak Anda Berbagi Mainan
Saat jamnya bermain, si kecil menemukan mainan yang dia sukai. Namun, dia tidak mau bermain bersama temannya karena merasa asing. Anda bisa mengajarkan anak berbagi mainan. "Sebelum membiarkan anak pra-sekolah bermain dengan teman mereka, meminta anak Anda memilih tiga atau empat mainan favori-nya, kemudian ajarkan dia berbagi mainan serta memainkannya secara adil dengan Anda," ujar Dr. Fran Walfish, seorang child and family psychotherapist dan penulis buku The Self-Aware Parent.
2. Nasihati Anak Anda dengan Alasan yang Tepat
Anak-anak usia pra-sekolah belum bisa mengatasi perasaan mereka sendiri. Dr. Andrea Weiner (Dr. Andie), seorang child psychologist, parenting coach, sekaligus penulis buku 'More Than Saying I Love You: 4 Powerful Steps That Help Children Love Themselves', menyarankan agar Anda tidak langsung menolak untuk membelikan sesuatu yang kurang baik bagi si kecil, tapi menasihati mereka dengan alasan yang tepat. Dengan begitu, anak akan mudah mengerti dan tidak manja ke depannya.
3. Ajarkan Anak Agar Tidak Egois
Semua orang memiliki sifat egois sejak lahir, tapi sifat itu harus dikendalikan agar tidak menjadi pribadi yang menyebalkan. Anda harus melatih anak supaya mau berbagi makanan atau yang lainnya dengan teman sebaya mereka ketika di sekolah.
"Berbagi di kalangan anak-anak pra-sekolah merupakan hal yang sulit karena mereka harus menangani rasa egoisnya. Coba praktekkan di hadapan anak. Orangtua bisa memberikan pengarahan, seperti "Berikan sebagian anggur kamu ke adikmu dan ibu bangga padamu karena kamu melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain". Ajarkan dia bersikap empati serta mengerti perasaan orang lain," jelas Dr. Andie, yang dirangkum dari She Knows.
4. Ajarkan Anak Membereskan Mainan Mereka
Mungkin balita Anda sering menolak ketika diminta membereskan mainannya. Jangan diamkan hal tersebut karena bisa mempengaruhi psikologis mereka. Beritahukan kepadanya mengenai sebab dan akibat kalau dia tidak mau merapikan mainannya ke dalam box.
"Minta anak Anda merapikan mainan mereka setelah selesai bermain. Katakanlah kepadanya kalau Anda tidak akan membelikan mainan baru bila tidak dibereskan. Contohkan cara merapikan mainan dengan meletakkan tangan kanan Anda di atas punggung tangan si kecil, lalu ambil mainan untuk dimasukkan ke dalam tempatnya. Puji anak Anda setelah melakukan pekerjaan mereka dengan baik," saran Dr. Walfish.
5. Tidak Mau Pulang karena Masih Asyik Bermain
Usai pulang sekolah, biasanya anak ingin bermain-main dulu entah itu naik perosotan atau ayunan. Saking asyiknya, dia tidak mau berhenti padahal hari sudah semakin siang. Dia menjadi marah dan merengek kepada Anda. Coba berikan dia peringatan sebelum menyuruh mereka meninggalkan mainannya.
"Anak-anak pra-sekolah belum bisa mengatasi peralihan usia. Pendekatan terbaik yang dilakukan oleh orangtua dengan memberikan mereka waktu sebelum berhenti bermain, seperti memperingatinya lima menit sebelum pulang. Anda harus mengajarkan dia belajar disiplin dan beralih dari satu kegiatan ke aktivitas lainnya dengan cara yang mudah," tutur Dr Andie.
Dokter Walfish pun menambahkan, "Jika anak menolak setelah peringatan lima menit sebelumnya, beritahukan kepada anak bahwa itu sulit dilakukan saat sedang bersenang-senang, tapi masih banyak aktivitas yang lebih penting dari sekadar bermain. Mungkin kalau anak tidak mau mengerti, dia akan memukul atau berontak. Namun, tunjukkan bila Anda lebih kuat daripada dia. Dia harus belajar mematuhi peraturan orangtua serta mengajari mereka cara bertanggung jawab."(eny/eny)
1. Ajarkan Anak Anda Berbagi Mainan
Saat jamnya bermain, si kecil menemukan mainan yang dia sukai. Namun, dia tidak mau bermain bersama temannya karena merasa asing. Anda bisa mengajarkan anak berbagi mainan. "Sebelum membiarkan anak pra-sekolah bermain dengan teman mereka, meminta anak Anda memilih tiga atau empat mainan favori-nya, kemudian ajarkan dia berbagi mainan serta memainkannya secara adil dengan Anda," ujar Dr. Fran Walfish, seorang child and family psychotherapist dan penulis buku The Self-Aware Parent.
2. Nasihati Anak Anda dengan Alasan yang Tepat
Anak-anak usia pra-sekolah belum bisa mengatasi perasaan mereka sendiri. Dr. Andrea Weiner (Dr. Andie), seorang child psychologist, parenting coach, sekaligus penulis buku 'More Than Saying I Love You: 4 Powerful Steps That Help Children Love Themselves', menyarankan agar Anda tidak langsung menolak untuk membelikan sesuatu yang kurang baik bagi si kecil, tapi menasihati mereka dengan alasan yang tepat. Dengan begitu, anak akan mudah mengerti dan tidak manja ke depannya.
3. Ajarkan Anak Agar Tidak Egois
Semua orang memiliki sifat egois sejak lahir, tapi sifat itu harus dikendalikan agar tidak menjadi pribadi yang menyebalkan. Anda harus melatih anak supaya mau berbagi makanan atau yang lainnya dengan teman sebaya mereka ketika di sekolah.
"Berbagi di kalangan anak-anak pra-sekolah merupakan hal yang sulit karena mereka harus menangani rasa egoisnya. Coba praktekkan di hadapan anak. Orangtua bisa memberikan pengarahan, seperti "Berikan sebagian anggur kamu ke adikmu dan ibu bangga padamu karena kamu melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain". Ajarkan dia bersikap empati serta mengerti perasaan orang lain," jelas Dr. Andie, yang dirangkum dari She Knows.
4. Ajarkan Anak Membereskan Mainan Mereka
Mungkin balita Anda sering menolak ketika diminta membereskan mainannya. Jangan diamkan hal tersebut karena bisa mempengaruhi psikologis mereka. Beritahukan kepadanya mengenai sebab dan akibat kalau dia tidak mau merapikan mainannya ke dalam box.
"Minta anak Anda merapikan mainan mereka setelah selesai bermain. Katakanlah kepadanya kalau Anda tidak akan membelikan mainan baru bila tidak dibereskan. Contohkan cara merapikan mainan dengan meletakkan tangan kanan Anda di atas punggung tangan si kecil, lalu ambil mainan untuk dimasukkan ke dalam tempatnya. Puji anak Anda setelah melakukan pekerjaan mereka dengan baik," saran Dr. Walfish.
5. Tidak Mau Pulang karena Masih Asyik Bermain
Usai pulang sekolah, biasanya anak ingin bermain-main dulu entah itu naik perosotan atau ayunan. Saking asyiknya, dia tidak mau berhenti padahal hari sudah semakin siang. Dia menjadi marah dan merengek kepada Anda. Coba berikan dia peringatan sebelum menyuruh mereka meninggalkan mainannya.
"Anak-anak pra-sekolah belum bisa mengatasi peralihan usia. Pendekatan terbaik yang dilakukan oleh orangtua dengan memberikan mereka waktu sebelum berhenti bermain, seperti memperingatinya lima menit sebelum pulang. Anda harus mengajarkan dia belajar disiplin dan beralih dari satu kegiatan ke aktivitas lainnya dengan cara yang mudah," tutur Dr Andie.
Dokter Walfish pun menambahkan, "Jika anak menolak setelah peringatan lima menit sebelumnya, beritahukan kepada anak bahwa itu sulit dilakukan saat sedang bersenang-senang, tapi masih banyak aktivitas yang lebih penting dari sekadar bermain. Mungkin kalau anak tidak mau mengerti, dia akan memukul atau berontak. Namun, tunjukkan bila Anda lebih kuat daripada dia. Dia harus belajar mematuhi peraturan orangtua serta mengajari mereka cara bertanggung jawab."(eny/eny)
sumber: wolipop.detik.com
No comments:
Post a Comment