Beri Suap atau Tidak Makan !
Suap
dalam mencari proyek atau mark up harga demi mendapatkan proyek adalah
sebuah kondisi yang ’dianggap wajar’ di republik tercinta ini, sebuah
kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
Sungguh ini merupakan ujian
yang berat bagi kita para pengusaha muslim, apakah kita yakin bahwa
rezeki kita ditentukan oleh Allah Ta’ala atau ditentukan oleh pejabat
tersebut ? Siapa yang lebih berkuasa ? Allah atau manusia ?
Jika
kita yakin bahwa kalau kita tidak memberikan suap maka bagaimana bisa
mendapatkan rezeki ? maka berarti kita yakin bahwa Allah Ta’ala bukan
penentu rezeki bagi hambanya. Maka jika demikian, Allah akan membenarkan
keyakinan kita, karena Allah beserta sangkaan hambanya!
Katakanlah: "Siapakan
yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah:
"Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti
berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata." QS. Saba’:24
"Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab." QS. Ali ‘Imran:37
Sayang
kebanyakan dari kita menyetujui konsep pedagang yang selama ini sudah
putus asa, mereka yang punya keyakinan "jangankan cari rezeki halal,
yang haram saja sulit" atau "kalau tidak begini bagaimana bisa cari
uang?"
Ini ujian kehidupan, bersabarlah! dengan sabar terhadap
larangan Allah, maka insyaAllah akan diganti dengan rezeki yang halal
yang berlimpah.
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya" QS. Ath Thalaaq:2-3
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu , ia berkata : "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melaknat yang memberi suap dan yang menerima suap".[HR
At-Tirmidzi, 1/250; Ibnu Majah, 2313 dan Hakim, 4/102-103; dan Ahmad
2/164,190. Syaikh Al-Albani berkata,"Shahih." Lihat Irwa’ Ghalil
8/244>
Banyak yang sudah membuktikan, bahwa dengan menolak
budaya suap dalam mencari proyek atau mark up harga, maka Allah akan
membukakan jalan keluar serta rezeki yang jauh lebih baik dari nilai
proyek2 tersebut (yang ada bumbu suap didalamnya). Memang diawalnya
berat, tapi dengan kesabaran dan bersunguh-sungguh dalam berikhtiar
(istiqomah) insyaAllah waktunya pasti datang.
Sekali lagi
hindarilah suap atau markup harga tersebut, karena suap atau markup
harga dalam mendapatkan proyek dapat diartikan bekerjasama dalam
kemaksiatan dan pelanggaran.
"Artinya : Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertawaqwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya". QS. Al-Ma’idah : 2
Ada
banyak jalan keluar yang diberikan Islam untuk mendapatkan rezeki
halal, bekerja bersungguh - sungguh, banyak berbuat baik kepada manusia,
bersodaqoh, istighfar, silaturahmi, zakat, haji, merupakan pintu-pintu
pembuka rezeki yang banyak… bukan dengan suap, markup harga, riba dan
tipu muslihat.
Memang tidak dapat dipungkiri secara akal manusia
yang jahil ini bahwa peluang untuk mendapatkan sebuah proyek akan jauh
lebih besar jika kita menjalankan aksi suap tsb. Tapi ingat, kita
berbisnis bukan untuk cari proyek tapi cari rezeki yang halal dan
kebahagian dunia akhirat!!
Rezeki jangan dilihat dalam bentuk
uang/harta semata, ketenangan batin, anak-anak yang soleh, istri yang
solehah, kesehatan, dsb… adalah rezeki yang lebih berharga daripada uang
yang melimpah. Jadi untuk apa harta melimpah tapi batin tersiksa, anak
yang durhaka, mati bunuh diri, masuk neraka, dst… befikirlah wahai
pengusaha muslim, jika Anda ingin dirahmati Allah Ta’ala dan ingin
bahagia dunia akhirat.
Sumber : http://pengusahamuslim.com/beri-suap-atau-tidak-makan
No comments:
Post a Comment