Bukan Cinta, Tapi Komitmen
A : Aku tidak menyukai istriku lagi!
B : Pulang dan cintailah dia.
A : Anda tidak mengerti ttg aku, aku sudah tidak punya perasaan itu lagi.
B : Pulang dan cintailah dia.
A : Tetapi secara emosi aku berarti tidak jujur kalau aku memperlakukan istriku seperti itu, padahal aku tidak merasakannya.
B : Apakah menurutmu Ibumu mencintaimu?
A : Tentu saja (dengan mantap)
B : Kira-kira 1 minggu setelah ibumu pulang dari Rumah Sakit &
membawamu pulang, dan kamu menangis menjerit-jerit di tengah malam
karena popokmu basah dan dia terpaksa bangun walau tubuhnya masih sangat
letih, berjalan di lantai yang dingin tanpa alas kaki untuk mengganti
popokmu dan menyusuimu.
Apakah menurutmu dia sungguh-sungguh menikmati itu semua?
A : Tidak (menunduk)
B : Kalau begitu. Apakah Ibumu secara emosi juga tidak jujur?
Ukuran besarnya cinta bukan karena dia menikmati mengganti popok di
tengah malam, melainkan karena ibumu RELA melakukan itu semua meski dia
tidak begitu menyukainya.
Pernikahan tidak hanya didasari perasaan Cinta, lebih dari itu yaitu KOMITMEN.
Saat pertama seseorang menikahi istrinya pasti karena cinta, tetapi
cinta yang menggebu-gebu akan padam seiring dengan berjalannya waktu.
Hanya Komitmen yang membuat Cinta menggebu-gebu menjadi Cinta yang matang dan dewasa.
No comments:
Post a Comment