1. Menggambar dan Mewarnai
Saat menggambar dan mewarnai, anak-anak diharuskan untuk berkonsentrasi. Anak-anak pun melibatkan semua anggota tubuh, pikiran serta perasaan mereka secara bersamaan sehingga membuat mereka memahami bagaimana menggunakan kekuatan otak mereka saat melakukan aktivitas ini.
2. Bercerita
Bercerita atau yang sering disebut storytelling, ternyata lebih dari sekadar pengantar tidur anak. Dengan mendengarkan Anda bercerita, anak akan terlatih untuk memberikan atensi atau berkonsentrasi pada apa yang Anda katakan. Selain itu, mendengarkan cerita dapat menstimulasi bagian otak yang berbeda dengan bagian otak yang terstimulasi ketika anak membaca buku bergambar. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan mengingat anak.
3. Apa ini? Apa itu?
Coba isi sebuah kantung kain dengan beberapa jenis mainan. Anda dapat memberikan tema dari mainan tersebut, misalnya hewan, alat transportasi, dan sebagainya. Lalu tantang anak Anda untuk menebak beberapa mainan di dalam kantung dengan cara merabanya. Anda bisa membiarkan anak Anda merabanya dari luar kantung ataupun dari dalam dan menyuruhnya untuk menutup mata. Permainan ini membutuhkan daya ingat serta kemampuan anak untuk menghubungkan informasi sensor anak dengan pengetahuannya terhadap bentuk tersebut.
4. Bermain Detektif
Perkenalkan anak Anda kepada sebuah benda, lalu sembunyikan benda tersebut. Tantang anak untuk menemukkannya dengan memberikan beberapa petunjuk yang membawanya lebih dekat kepada benda tersebut. Permainan interaktif ini sangat membantu anak dalam mengasah kemampuan perencanaannya. Anak harus menghubungkan petunjuk verbal dengan hal-hal yang ia lihat di sekitarnya, serta menyesuaikan rencana mereka dengan bertambahnya informasi yang ia dapat dari Anda.
5. Memasak Bersama
Tidak dapat dipungkiri anak-anak sangat suka makanan ringan yang manis seperti cookies atau biskuit. Hal ini dapat Anda manfaatkan dengan mengajaknya membuat kue bersama. Memasak dengan mengikuti sebuah resep melatih anak untuk bekerja dengan perencanaan dan terus memperhatikan langkah selanjutnya dalam perencanaan tersebut.
6. Bermain Peran
Memerankan seseorang dalam sebuah drama melatih daya ingat anak. Anak diharuskan menjadi seorang karakter serta menyesuaikan dialog dengan keadaan dan plot yang berkembang. Hal ini juga dapat melatih pengendalian diri anak serta memaksa anak untuk berfikir secara fleksibel. Tidak harus bermain peran di sebuah drama pertunjukkan. Permainan peran di rumah seperti permainan dokter-pasien dan polisi-penjahat pun cukup untuk mengasah empat aspek fungsi eksekutif anak.
7. Playland
Anda tidak harus pergi ke taman bermain untuk bermain rintangan bersama anak. Anda dapat menyusun taman bermain karya Anda sendiri dengan menggunakan beberapa barang di rumah seperti sofa, kursi makan, meja, dan sebagainya. Permainan ini menantang anak untuk berpikir kreatif dalam menghadapi rintangan yang berbeda-beda dalam usaha mencapai garis finish. Kegiatan ini juga dapat melatih anak dalam mengontrol gerak tubuh serta merencanakan pergerakan fisiknya.
Saat menggambar dan mewarnai, anak-anak diharuskan untuk berkonsentrasi. Anak-anak pun melibatkan semua anggota tubuh, pikiran serta perasaan mereka secara bersamaan sehingga membuat mereka memahami bagaimana menggunakan kekuatan otak mereka saat melakukan aktivitas ini.
2. Bercerita
Bercerita atau yang sering disebut storytelling, ternyata lebih dari sekadar pengantar tidur anak. Dengan mendengarkan Anda bercerita, anak akan terlatih untuk memberikan atensi atau berkonsentrasi pada apa yang Anda katakan. Selain itu, mendengarkan cerita dapat menstimulasi bagian otak yang berbeda dengan bagian otak yang terstimulasi ketika anak membaca buku bergambar. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan mengingat anak.
3. Apa ini? Apa itu?
Coba isi sebuah kantung kain dengan beberapa jenis mainan. Anda dapat memberikan tema dari mainan tersebut, misalnya hewan, alat transportasi, dan sebagainya. Lalu tantang anak Anda untuk menebak beberapa mainan di dalam kantung dengan cara merabanya. Anda bisa membiarkan anak Anda merabanya dari luar kantung ataupun dari dalam dan menyuruhnya untuk menutup mata. Permainan ini membutuhkan daya ingat serta kemampuan anak untuk menghubungkan informasi sensor anak dengan pengetahuannya terhadap bentuk tersebut.
4. Bermain Detektif
Perkenalkan anak Anda kepada sebuah benda, lalu sembunyikan benda tersebut. Tantang anak untuk menemukkannya dengan memberikan beberapa petunjuk yang membawanya lebih dekat kepada benda tersebut. Permainan interaktif ini sangat membantu anak dalam mengasah kemampuan perencanaannya. Anak harus menghubungkan petunjuk verbal dengan hal-hal yang ia lihat di sekitarnya, serta menyesuaikan rencana mereka dengan bertambahnya informasi yang ia dapat dari Anda.
5. Memasak Bersama
Tidak dapat dipungkiri anak-anak sangat suka makanan ringan yang manis seperti cookies atau biskuit. Hal ini dapat Anda manfaatkan dengan mengajaknya membuat kue bersama. Memasak dengan mengikuti sebuah resep melatih anak untuk bekerja dengan perencanaan dan terus memperhatikan langkah selanjutnya dalam perencanaan tersebut.
6. Bermain Peran
Memerankan seseorang dalam sebuah drama melatih daya ingat anak. Anak diharuskan menjadi seorang karakter serta menyesuaikan dialog dengan keadaan dan plot yang berkembang. Hal ini juga dapat melatih pengendalian diri anak serta memaksa anak untuk berfikir secara fleksibel. Tidak harus bermain peran di sebuah drama pertunjukkan. Permainan peran di rumah seperti permainan dokter-pasien dan polisi-penjahat pun cukup untuk mengasah empat aspek fungsi eksekutif anak.
7. Playland
Anda tidak harus pergi ke taman bermain untuk bermain rintangan bersama anak. Anda dapat menyusun taman bermain karya Anda sendiri dengan menggunakan beberapa barang di rumah seperti sofa, kursi makan, meja, dan sebagainya. Permainan ini menantang anak untuk berpikir kreatif dalam menghadapi rintangan yang berbeda-beda dalam usaha mencapai garis finish. Kegiatan ini juga dapat melatih anak dalam mengontrol gerak tubuh serta merencanakan pergerakan fisiknya.
No comments:
Post a Comment